Image and video hosting by TinyPic

Kamis, 23 Mei 2019

Tragedi 22 mei Yang Berujung Peluru Temebus Dada Warga



Berada di kawasan Tanah Abang yang berdekatan dengan kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menjadi lokasi yang terdampak dalam kericuhan Selasa (21/5) malam hingga Rabu 22 Mei.

Massa di sekitar kantor Bawaslu yang berukumpul sejak Selasa siang membubarkan diri dengan tertib usai mendapat imbauan dari aparat keamanan usai pelaksanaan salat tarawih.

Mobil komando utama massa aksi pun bergerak menuju timur melalui jalan Wahid Hasyim. Kendati sempat ada provokasi oknum yang melempar benda keras ke berikade polisi, situasi tetap terkendali karena massa tidak bertindak lebih lanjut.

Pada pukul 20.55 WIB titik konsentrasi massa sudah menghilang dan hanya tersisa segelintir peseta yang masih bertahan.

Menjelang pukul 22.00 WIB petugas kepolisian satuan anti huru-hara membubarkan kerumunan masa yang kembali. Massa pun sempat beruapaya merusak kawat berduri yang merupakan berikade ring satu di depan kantor Bawaslu. Selain itu massa juga turut memprovokasi aparat dengan yel-yel dan menyanyikan lagu dengan lirik menyindir.



Setelah sebelumnya sempat memecah kemampuan massa dengan bambu dan tameng, mobil meriam air, juga mobil pengurai massa, polisi kemudian mengamankan sejumlah orang.

Polisi juga sempat bertindak tegas dengan merangsak ke arah kerumunan massa.
Beberapa orang lain kemudian diamankan dan dibawa ke dalam kantor Bawaslu.

Situasi tersebut memang sempat membuat konsentrasi massa terpecah ke arah jalan sabang, Jalan Wahid Hasyim dan ada pul yang tidak beranjak di depan Gedung Sarinah.

Malam kian laruut, massa dan polisi masih terus bentrok. Upaya diskusi tokoh masyarakat dan perwakilan polisi tidak menemui titik temu.



Massa di jalan Wahid Hasyim memilik tetap berada disekitar depan hotel Artotel pada pergantian hari Selasa ke Rabu. Polisi pun melontarkan gas air mata yang kemudina dibalas dengan batu dan benda lainnya.

Kerumunan mulai mundur setelah 40 personel bermotor turun ke jalan. Tetapi situasi tersebut tidak berjalan lama karena bentrok kembali terjadi di persimpangan jalan Wahid Hasyim dan Jalan Mas Masnyur atau tepat berada di depan Blok A Tanah Abang. Kali ini gas air mata dari polisi berbalas batu dan mercon.

Sekitar pukul 02.00 WIB, massa masih melakukan perlawanan. Selama kurang lebih satu jam bentrok berlangsung sengit, polisi pun kemudian juga menggunakan mercon.

Di kawasan perbelanjaan tebesar di Jakarta tersebut juga sempat terlihat kepulauan asap. Massa terlihat  membakar benda-benda.

Kerusuhan tersebut belakngan menelan korban jiwa. Seorang warga bernama Farhan Syafero (30) menjadi korban tewas akibat tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang.

Direktur RS Budi kemuliaan Fahrul W Arbi mengatakan korban masih bernapas saat dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya saat itu Fahrul tertembak di dada dengan peluru yang menembus ke belakang. Namun nyawany tertolong diresusitasi.

Mendekati waktu subuh aparat memutuskan mundur. Komandan mereka memberi perintah agar semua personel mundur ke depan kantor Bawaslu. Api yang sempat berkobar pun dipadamkan mobil meriam air dan pemadam kebakaran.

Setelah subuh, situasi mereda. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum pun tampak mulai membersihkan area sekitar Tanah Abang dan Bawaslu yang dipenuhi pecahan kaca, bekas petasan, botol minuman.

Pihak Rumah Sakit Budi Kemuliaan menyebut korban tertembak akibat kerusuhan di sekitar Tanah Abang, Jakarta, semalam, tak cuma seorang. Total, ada 17 pasien yang diterima RS tersebut dengan luka tembak di betis, tangan, sendi bahu, dan bahkan sampai ada yang dikirim ke RS Tarakan karena perlu tindalana bedah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal DIRBS, Mesin Identifikasi dan Blokir Ponsel BM di Indonesia

Pemerintah bernecana akan memblokir ponsel-ponsel yang masuk Indonesia lewat jalur non-resmi alias black market ( BM ) melalui nomer unik...