Jumat, 24 Mei 2019
Google Rekan Riwayat Belanja Online Pengguna Gmail
Perusahaan teknologi raksasa Google, diam-diam melacak riwayat penggunanys layanan Gmail. Bahkan, transaksi belanja yang dilakukan secara online selama setidaknya lima tahu lalu, masih terekam.
Semus riwat ini terdapat dalam sebuah laman berjudul "Purchases" atau "pembelian" yang memuat daftar hampir semua transaksi pengguna melalui situs online, seperti Amazon.
Dari penelusuran Kompas Tekno, beberapa pengguna di Indonesia juga mengaku riwayat transaksi online dari Tokpedia, Blibli.com, dan Lazada tersimpan di laman ini.
"Yang kecatat di situ cuma Lazada Blibli,com,"aku Veronika Yasinta, salah satu pengguna Gmail di Indonesia yang beberapa kali melakukan belanja online.
Google tidak menampak telah merekam riawayat transaksi belanja online pengguna. Alasanya. hal ini bisa membantu pengguna melihat daftar riwayat pembeliannya.
"Untuk membantu Anda lebih mudah melihat dan melacak pembelian, pemesanan, dan berlangganan di dalam satu tempat, kami membuat satu tempat privasi yang hanya bisa dilihat oleh Anda, "jelas perwakilan Googloe, dilansir Kompas Tekno dari CNBC.
Googel menambahkan, riwayat-riwayat ini bisa dihapus kapan saja. Namun, untuk menghapus semua riwayat transaksi, Anda harus menyisir masing-masing pesan masuk di Gmail terkait pembelian.
"Kami tidak menggunakan informasi apapun dari pesan Gmail Anda untuk memberikan iklan, termasuk tanda terima pembelian dan konfirmasi yang ditampilkan di lama "Pembelian", aku Google.
Dalam laman privasi Google, memang disebutkan bahwa hanya pengguna yang bisa melihat daftar riwayat iklan. Namun disebutkan pula bahwa "informasi tentang pemesanan mungkin akan disimpan dalam aktivitas layanan Google lainnnya".
Pengguna bisa mengatur data apa yang disimpan di laman "Pembelian" di menu "kontrol aktivitas".
Google mengatakan, perekaman pembelian bisa disetop seluruhnya dengan mengatur prefrensi di laman pencarian.
Namun, diwartakan CNBC, hal tersebut tidak sepenuhnya menon-aktifkan perekaman riwayat pembelian online di Google.
Mesi Google mengklaim tidak akan menyalahgunakan data ini, namun yang masih belum terjawab jelas adalah mengapa Google harus menyimpan hampir semua riwayat pembelian di toko online tertentu dan membuatnya sudah untuk dihapus.
Google hanya mengatakan, ke depannya akan membuat fitur yang lebih sederhana untuk mengatur penyimpanan data pribadi seperti ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenal DIRBS, Mesin Identifikasi dan Blokir Ponsel BM di Indonesia
Pemerintah bernecana akan memblokir ponsel-ponsel yang masuk Indonesia lewat jalur non-resmi alias black market ( BM ) melalui nomer unik...
-
PT Piagio Indonesia (PI) baru saja mengahadirkan pembaruan dari vespa GTS super 150 i-get ABS, Sabtu 929/06/2019). Vespa yang termasuk da...
-
Artikel HP sultan kali ini akan membahas HP tercanggih di dunia. Teknologi smartphone makin hari makin canggih. Fitur-fitur yang produsen-pr...
-
Asus Zonfone 6 resmi dirilis bulan Mei di Valencia, Spanyol. Baru sebulan lebih usianya, ponsel flagship ini sudah menjadi terget siksaan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar