Image and video hosting by TinyPic

Selasa, 04 Juni 2019

Perkembangan Teknologi pada 2019



Banyak kemajuan teknologi pada akhirnya menciptakan sesuatu yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup. Pada 2019, konektivitas tanpa batas, otomatisasi sepenuhnya, dan realitas yang diperluas, akan terasa semakin dekat, membentuk cara manusia memanfaatkan teknologi cerdas saat terjadi intelligent transfromation.

Bagaimana prediksi perkembangan teknologi pada 2019?

Pertama, semua menjadi lebih cerdas. Ruang yang cerdas, baik itu fisik ataupun digital, adalah lingkungan di mana manusia, perangkat, dan sistem berinterkasi secara terbuka, terkoneksi, serta efisien. Entah itu kota cerdas, ruang kerja digital, atau rumah cerdas, ekosistem ini selalu berkembang.

"Jadi di mana celahnya? Berdasarkan riset baru-baru ini, tim kami yang mengurus pengalaman pengguna menemukan menghemat waktu, menciptakan kenyamanan, dan memungkinkan terwujudnya koneksi manusia, merupakan hal-hal paling dihargai manusia dari teknologi mereka. Jika teknologi itu tidak memenuhi kebutuhan dasar manusia, maka pengguna akan segera meinggalkannya, "ujar Budi.

Dia menuturkan ini berarti pengalaman yang tidak begitu membingungkan dan memakan waktu saat konsumen mempersiapkan dan memakan wwaktu saat konsumen mempersiapkan rumah cerdas dengan berbagai produk dari beragam manufaktur, tanpa terjadinya intergrasi. Kategori rumah cerdas akan terus berkembang saat ada solusi yang menawarkan konfigurasi cepat, pengalaman pengguna yang mulusm dan interoperasional antar perangkat serta ekosistem.

Pengadopsial PC dengan fitus-fitur yang lebih cerdas dan terkoneksi, seperti voice recognition, otentifikasi biometrik, dan konektivitas yang always-on, bersamaan dengan smart display menggabnungkan ((display layar sentuh) dengan audio (voice assitant) juga akan mengubah cara berinteraksi dengan teknologi untuuk mendapatkan informasi lebih cepat dan koneksi lebih nyaman.

Di tempat kerja, yang penting adalah pengalaman pegawai. Bukan melulu tentang teknlogi tuang kerja, tapi juga tentang budaya dan bagiamana ketika unsur kita menyatu.

Untuk menarik calon pegawai terbaik dan juga menciptakan perusahaan inovatif serta menguntungkan, perusahaan harus menyadari dan mengakomodasi perubahan tentang begaimana milenial serta post-milenial berkerja. Apa yang mereka harapkan di tempat kerja, serta menghargai kebutuhan pribadi mereka.

Bydu memaparkan ruang-ruang yang diperkaya dengan teknologi, yang dapat dikonfigurasi dan fleksibel, sekarang sedang digemari, tapi semuanya masih butuh kenyamanan dan rasa memiliki. Perusahaan yang berpikir ke depan akan mulai mengalihkan perhatian mereka ke konsep tempat kerja yang tradisional dan mobile, yang mendukung kolaborasi serta koneksi manusia. Baik itu di lorong, kafetaria, ataupun huddle room.

Ruang bersama ini akan membutuhkan perangkat yang lebih cerdas untuk kolaborasi instan dan kreasi bersama-bersama, termasuk solusi ruang rapat, cerdas, display interaktif, dan masih banyak lago. Selain itu, saat Generasi Z yang fasih teknologi memasuki dunia kerjam mereka mengharapkan bisa memegang kontrol atas perangkat teknologi yang tersedia.

berdasarkan data IDC. VR sudah lebih dulu memiliki pengaruh dalam industri gaming, jurnalistik, produksi film, pendidikan, olahraga, musik, serta visualisasi pelatihan dan data.

Budi menerangkan, pangsa yang lebih menggiurkan sesungguhnya terletak pada AR. Teknologi ini telah digunakan untukhiburan konsumendan ruang komersial yang mampu meningkatkan efisiensi dalam pelatihan, pemeliharaan, dan perpindahan pengetahuan ke dalam lingkungan yang menyatu atau immersive. Kehadiran teknologi 5G, kemampuan luar biasa AR seperti gambar komputer yang sangat nyata, remote assistance, object recognition, workflow builders, serta konten-konten hebat lainnya akan berkembang dan berdampak besar bagi bisnis.

Selain itu, akan ada peningkatan permintaan terhadap perangkat keras/lunak agnostic solution untuk mengurangi kesulitan pengguna ketika menemukan ketidakcocokan antara headset dan kacamata AR dengan konten dan platform AR. Content creator dan pencipta perangkat kerasmungkin akan mengembangkan sebuah perangkat keras dan lunak yang holistik dan seamless sebagai solusi untuk bisnis. AR diprediksi akan meraih momentum dalam segmen komersil di tahun ini. Dalam waktu dekat, perusahaan-perusahaan juga akan memanfaatkan AR dan VR secara simultan melalui integrasi IT untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Keempat, manusia seringkali dianggap sebagai titik lemah dalam keamanan. Pertumbuhan mobilitas, BYOD, kerja jarak jauh dan gig economy berkontribusi terhadap tantangan keamanan yang dihadapi perusahaan di zaman ini.

Pegawai yang abai atau tidak paham akan protokol keamanan dapat mengakibatkan ancaman keamanan, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi perusahaan. Digital natives terbiasa dengan teknologi yang lebih rahasia dalam hal akses data personal, namun kesalahan tetap dapat terjadi jika manusia lebih memilih kenyamanan daripada kepatuhan terhadap protokol keamanan.

AI disebut-sebut sebagai jalan menuju perlindungan; tetapi seperti halnya alat yang kuat, AI dapat digunakan untuk kebaikan ataupun untuk keburukan, karena platform AI juga disukai oleh para penjahat siber.

"Kami memprediksi lebih banyak fokus pada pembelajaran mesin untuk mengatasi kerentanan keamanan, serta lebih fokus pada solusi keamanan end-to-endversus kumpulan tambal sulam alat diskrit. Ada empat ruang bagi perusahaan dan pengguna untuk melindungi diri mereka sendiri, data, identitas, online, dan perangkat," ujar Budi.

Dia menyebutkan menawarkan sejumlah siklus hidup dan manfaat lainnya, DaaS (Device-as-a-Service) adalah cara cerdas untuk mengatasi masalah keamanan, terutama karena mereka menjadi semakin kompleks dan sering muncul karena tenaga kerja mobile yang semakin meluas.

"Untuk menanggapi fenomena tersebut, perusahaan perlu mencari solusi yang tangkas, dapat disesuaikan, dan kontrol yang lebih besar terhadap ekosistem perangkat serta keamanan yang diimplementasikan dengannya,” kata Budi.

Tren yang sedang berkembang, hampir 30% dari CIO yang menanggapi studi Gartner pada 2018 sedang mempertimbangkan DaaS sebagai bagian dari strategi perangkat mereka dalam lima tahun ke depan, dan studi IDC baru-baru ini menunjukkan total nilai pasar tiga kali lipat hingga 2020.

Untuk sementara, ada tantangan inheren yang perlu dipecahkan. Laporan terbaru IDC menyoroti masalah dihadapi organisasi ketika menyangkut manajemen siklus hidup perangkat.

Di mana lebih dari setengah organisasi menyatakan dapat meningkatkan siklus hidup perangkat mereka. Berbagai tantangan termasuk pembaruan berkala, masalah penyesuaian dan kekhawatiran atas pengelolaan masuknya BYOD secara aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal DIRBS, Mesin Identifikasi dan Blokir Ponsel BM di Indonesia

Pemerintah bernecana akan memblokir ponsel-ponsel yang masuk Indonesia lewat jalur non-resmi alias black market ( BM ) melalui nomer unik...